aku tak mengerti
tidak tahu mana yang benar dan salah
tak bisa membedakan antara kesabaran dengan kebodohan
jarak ini membuatku sesak
rasanya sakit sekali.
kami jauh .. jauh sekali
dan kebenaran ini selalu membuatku tercekat
hanya air mata yang selalu setia menemaniku saat ini terasa
mereka benar, aku kacau
aku tak bisa mengontrol diriku sendiri
ini mengganggu, selalu dan selalu aku katakan bahwa ini mengganggu
aku lelah, aku kecewa
selain kata sakit dalam hati, apa lagi yang bisa aku pakai sebagai kata akan apa yang kurasa?
aku tau aku lelah, aku tau aku kecewa, aku tau aku sakit
tapi aku tak pernah punya keberanian untuk melepaskan perasaan ini
aku tak pernah sedikitpun berniat melupakannya, dan aku tak sudi jika melihatnya sakit ataupun kecewa.
untuk berpura-pura tak peduli dengannyapun aku butuh perjuangan yang besar dan menahan luka saat melihat wajahnya, ya wajah itu - aku tak sanggup jika tak melihatnya apa lagi untuk tidak peduli dengannya.
aku suka senyumnya, dan aku rindu
aku suka tawanya, dan aku rindu
aku suka berbincang dengannya, dan aku rindu
aku suka segala tentangnya, dan aku sangat rindu akan dirinya
aku masih menunggunya
dan apa aku salah?
bunga matahari membutuhkan mataharinya, tapi bagaimana jika sang mata hari tertutupi oleh langit kelabu yang sedih?
Jumat, 22 Juli 2011
Sabtu, 16 Juli 2011
lihatlah.
dia yang mampu membuatku membuka mata, dia yang selalu masuk dalam doaku, dia yang aku harapkan dapat melihatku disini.
warna hitam matanya menimbulkan banyak pertanyaan akan dirinya, bibirnya sesempurna senyumnya yang bisa membuatku seketika merasakan aliran dalam darahku mengalir sepuluh kali lebih cepat, mengalirkan nafas-nafas akan kebahagiaan. tangannya yang selalu ingin ku genggam, bahunya yang lapang membuatku selalu ingin menangis dalam pelukannya. dan punggungnya, punggungnya yang kini hanya bisa kulihat jauh dari belakang. ya, dia jauh, jarak ini membuatku takut, kenangan itu menyisakan serpihan harapan, dan beribu pertanyaan. perlukah ku menjauh? ataukah aku diam disini dan tetap menunggunya?
warna hitam matanya menimbulkan banyak pertanyaan akan dirinya, bibirnya sesempurna senyumnya yang bisa membuatku seketika merasakan aliran dalam darahku mengalir sepuluh kali lebih cepat, mengalirkan nafas-nafas akan kebahagiaan. tangannya yang selalu ingin ku genggam, bahunya yang lapang membuatku selalu ingin menangis dalam pelukannya. dan punggungnya, punggungnya yang kini hanya bisa kulihat jauh dari belakang. ya, dia jauh, jarak ini membuatku takut, kenangan itu menyisakan serpihan harapan, dan beribu pertanyaan. perlukah ku menjauh? ataukah aku diam disini dan tetap menunggunya?
Langganan:
Postingan (Atom)